Kamis, 21 November 2013

Resensi Novel Negeri 5 Menara





RESENSI NOVEL
"NEGERI 5 MENARA"



Disusun oleh :
@Aldita_Wdya
@Annisa_Nch
@Hafidah Triantami
@vahlevililis
@Sagita1209
Kelas XI IPS 2

SMAN 1 CIAWIGEBANG
Alamat: Jln. Siliwangi 106 Ciawigebang - Kuningan, 45591 ( 0232-878326 )





Kata Pengantar
 Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”RESENSI NOVEL NEGERI 5  MENARA”.
 Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Ciawigebang,23 November 2013

Penyusun











DAFTAR ISI
Kata pengantar.................................................................................................................. 1
Daftar isi............................................................................................................................ 2
Identitas buku.................................................................................................................... 3
Resensi novel Negeri 5 Menara.......................................................................................... 3
Sinopsis.............................................................................................................................. 6
Kelebihan........................................................................................................................... 8
Kelemahan......................................................................................................................... 8
Nilai buku.......................................................................................................................... 8
                                                           









 IDENTITAS BUKU
Judul               : Negeri 5 Menara
Penulis             : A. Fuadi
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tahun Terbit    : 2009
Tebal               : 425 halaman
Ukuran                        : 13,4 x 19,9 cm
Harga              : Rp 45.000

RESENSI NOVEL NEGERI 5 MENARA
Novel yang berjudul Negeri 5 Menara menceritakan negara-negara impian Alif (tokoh utama) beserta 5 orang temannya yang mereka utarakan di sebuah menara (tempat favorit mereka di dalam pondok).  Cerita ini berawal saat Alif berada di Washington DC pada bulan Desember 2003 ia menerima pesan dari Atang, salah satu Sahibul Menara yang berasal dari Bandung. Atang mengajak untuk reuni di Trafalgar Square, London minggu depan karena Raja juga berada di London. Setelah mendapat pesan dari Atang, Alif lalu teringat akan masa lalu, masa-masa berada di Pondok Madani bersama para Shahibul Menara.
Alif Fikri adalah seorangyang sangat menginginkan sekolah di SMA Bukittiggi  Sumatera Barat dengan berbekal nilai ujian yang lumayan bagus. Namun, ibunya tidak mengijinkannya. Beliau ingin Alif sekolah di Madrasah Aliyah yang berbasik Agama, karena ibunya  ingin Alif menjadi ustad (Ulama). Lalu, Alif mendapatkan surat dari etek Gindo yang berisi tentang Pondok Madani yang ada di Ponorogo, Jawa Timur serta pendaftaran untuk masuk ke pondok Madani. Dengan setengan hati, Alif memilih untuk bersekolah di Pondok Madani.
Alif tidak pernah mengira bahwa dirinya akan menjadi santri Pondok Madani yang disebut-sebut telah mencetak banyak ulama dan intelektual muslim itu. Sebab, sejak kecil ia ingin menjadi “Habibie”. Awal mulanya dia tidak tahu jika ada tes seleksi untuk masuk Pondok Madani karena etek Gindo tidak mencerikakannya lewat surat.Setelah dia dinyatakan lulus seleksi dan menjadi santri Pondok Madani, dia sangat kaget dengan segala peraturan ketat dan kegiatan pondok. Untunglah, dia menemukan sahabat-sahabat yang bernama Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Mereka dijuluki sebagai para “Sahibul Menara” atau “orang yang punya menara” sebutan bagi Alif dan 5 temannya karena seringnya mereka menghabiskan waktu senggangnya di menara Mereka yakin kelak impian itu akan terwujud. Karena mereka yakin akan mantra ampuh yang mereka dapatkan dari Kyai Rais (Guru besar PM), yaitu man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.
            Sudah selama 4 tahun mereka belajar di Pondok Madani, Alif beserta teman-temannya sudah banyak berkembang menjadi orang yang lebih baik. Dan suatu ketika, Baso mendapatkan surat yang berisi bahwa neneknya semakin sakit dan tidak bisa bangun lagi dari tempat tidur. Akhirnya Baso memilih untuk pulang agar bisa merawat neneknya dan juga belajar mengahafal Al-Qur’an. Setelah kepulangan Baso, mereka merasa kehilangan saudara di PM. Alif juga teringat akan niatan setengah hatinya dulu, yang akhir-akhir ini muncul lagi. Untuk mencegah Alif pulang, Ayahnya pergi ke PM untuk membujuk Alif, beliau menginap selama 3 hari dan akhirnya misinya selesai.
Akhirnya Ujian pun tiba, ada ujian lisan, tulis dan terakhir ujian peradaban islam. Setelah melaksanakan ujian, Alif, Dulmajid, Said, Atang, dan Raja dapat bersantai-santai di bawah menara, dan bencanda tawa. Setelah 2 minggu  sejak mereka merayakan selesainya ujian, tibalah pengumuman kelulusan dan mereka semua lulus dengan hasil yang baik. Malamnya diadakan Khutbah perpisahan dan berjabat tangan dengan semua warga PM. Keesokan harinya, adalah waktu untuk berpisah, masing-masing Sahibul Menara dipulangkan dengan bus dengan tujuan masing-masing.
Sebelas tahun kemudian, Alif, Raja, dan Atang bertemu lagi di Trafalgar Square, London. Tepatnya di kaki menara dengan empat patung singa tempat mereka berjanji untuk bertemu. Lalu, mereka menginap di apartemen Raja. Ia tinggal berdua dengan Fatia, istrinya yang lulusan pondok khusus putri di Mantingan. Para Sahibul Menara kini tidak berenam lagi. Mereka sudah menikah. Kini Said meneruskan bisnis batik keluarga Jufri di pasar ampel, Surabaya. Sesuai cita-cita mereka dulu, Said dan Dulmajid bekerja sama mendirikan sebuah pondok dengan semangat Pondok Madani di Surabaya. Baso kini kuliah di Mekkah dan mendapat beasiswa penuh dari pemerintah Arab Saudi. Sedangkan Atang telah delapan tahun menuntut ilmu di Kairo dan sekarang menjadi mahasiswa program doktoral untuk ilmu hadits di Universitas Al-Azhar. Sementara Raja berkisah kalau ia telah satu tahun tinggal di London, setelah menyelesaikan kuliah hukum Islam dengan gelar S1 di Madinah. Kini mereka berenam telah berada di lima negara yang berbeda. Di lima menara impian mereka.
            Impian-impian yang besar dapat membuat kita termotivasi untuk berjuang mewujudkan impian itu. Walaupun usaha-usaha yang kita lakukan untuk menggapai impian kita belum berhasil ,  tapi kita jagn menyerah, Allah pasti akan membalas semua usaha-usaha kita dengan hasil yang terbaik untuk kita.
             Penulis ingin mengubah pola pikir kita tentang kehidupan pondok yang hanya belajar agama saja. Karena dalam novel ini selain belajar ilmu agama, ternyata juga belajar ilmu umum seperti bahasa Inggris Arab, kesenian dll.
            Pelajaran yang dapat dipetik adalah jangan pernah meremehkan sebuah impian setinggi apapun, karena Allah Maha mendengar do’a dari umatnya. Latar suasana, tempat, maupun waktu sangat jelas, sehingga pembaca dapat lebih berimajinasi. Alur yang ada dalam novel ini adalah alur campuran, sehingga pembaca tidak bosan untuk membacanya
Pada novel ini, tidak digambarkan dengan jelas bagaimana karakter masing-masing tokoh.  Novel ini dapat dibaca oleh kalangan remaja dan dewasa. Karena dalam novel ini terdapat banyak kosakata dan wawasan berbagai macam daerah, sehingga mampu memperkaya kosakata dan wawasan berbagai macam bahasa daerah serta dapat memotivasi kita untuk meraih impian kita.





Sinopsis       :
Novel yang berjudul Negeri 5 Menara menceritakan negara-negara impian Alif (tokoh utama) beserta 5 orang temannya yang mereka utarakan di sebuah menara (tempat favorit mereka di dalam pondok).  Cerita ini berawal saat Alif berada di Washington DC pada bulan Desember 2003 ia menerima pesan dari Atang, salah satu Sahibul Menara yang berasal dari Bandung. Atang mengajak untuk reuni di Trafalgar Square, London minggu depan karena Raja juga berada di London. Setelah mendapat pesan dari Atang, Alif lalu teringat akan masa lalu, masa-masa berada di Pondok Madani bersama para Shahibul Menara.
Alif Fikri adalah seorang  yang sangat menginginkan sekolah di SMA Bukittiggi  Sumatera Barat dengan berbekal nilai ujian yang lumayan bagus. Namun, ibunya tidak mengijinkannya. Beliau ingin Alif sekolah di Madrasah Aliyah yang berbasik Agama, karena ibunya  ingin Alif menjadi ustad (Ulama). Lalu, Alif mendapatkan surat dari etek Gindo yang berisi tentang Pondok Madani yang ada di Ponorogo, Jawa Timur serta pendaftaran untuk masuk ke pondok Madani. Dengan setengan hati, Alif memilih untuk bersekolah di Pondok Madani.
Alif tidak pernah mengira bahwa dirinya akan menjadi santri Pm yang disebut-sebut telah mencetak banyak ulama dan intelektual muslim itu. Sebab, sejak kecil ia ingin menjadi “Habibie”. Awal mulanya dia tidak tahu jika ada tes seleksi untuk masuk Pondok Madani karena etek Gindo tidak mencerikakannya lewat surat.Setelah dia dinyatakan lulus seleksi dan menjadi santri Pondok Madani, dia sangat kaget dengan segala peraturan ketat dan kegiatan pondok. Untunglah, dia menemukan sahabat-sahabat yang bernama Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Mereka dijuluki sebagai para “Sahibul Menara” atau “orang yang punya menara” sebutan bagi Alif dan 5 temannya karena seringnya mereka menghabiskan waktu senggangnya di menara Mereka yakin kelak impian itu akan terwujud. Karena mereka yakin akan mantra ampuh yang mereka dapatkan dari Kyai Rais (Guru besar PM), yaitu man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.
            Sudah selama 4 tahun mereka belajar di Pondok Madani, Alif beserta teman-temannya sudah banyak berkembang menjadi orang yang lebih baik. Dan suatu ketika, Baso mendapatkan surat yang berisi bahwa neneknya semakin sakit dan tidak bisa bangun lagi dari tempat tidur. Akhirnya Baso memilih untuk pulang agar bisa merawat neneknya dan juga belajar mengahafal Al-Qur’an. Setelah kepulangan Baso, mereka merasa kehilangan saudara di PM. Alif juga teringat akan niatan setengah hatinya dulu, yang akhir-akhir ini muncul lagi. Untuk mencegah Alif pulang, Ayahnya pergi ke PM untuk membujuk Alif, beliau menginap selama 3 hari dan akhirnya misinya selesai.
Akhirnya Ujian pun tiba, ada ujian lisan, tulis dan terakhir ujian peradaban islam. Setelah melaksanakan ujian, Alif, Dulmajid, Said, Atang, dan Raja dapat bersantai-santai di bawah menara, dan bencanda tawa. Setelah 2 minggu  sejak mereka merayakan selesainya ujian, tibalah pengumuman kelulusan dan mereka semua lulus dengan hasil yang baik. Malamnya diadakan Khutbah perpisahan dan berjabat tangan dengan semua warga PM. Keesokan harinya, adalah waktu untuk berpisah, masing-masing Sahibul Menara dipulangkan dengan bus dengan tujuan masing-masing.
Sebelas tahun kemudian, Alif, Raja, dan Atang bertemu lagi di Trafalgar Square, London. Tepatnya di kaki menara dengan empat patung singa tempat mereka berjanji untuk bertemu. Lalu, mereka menginap di apartemen Raja. Ia tinggal berdua dengan Fatia, istrinya yang lulusan pondok khusus putri di Mantingan. Para Sahibul Menara kini tidak berenam lagi. Mereka sudah menikah. Kini Said meneruskan bisnis batik keluarga Jufri di pasar ampel, Surabaya. Sesuai cita-cita mereka dulu, Said dan Dulmajid bekerja sama mendirikan sebuah pondok dengan semangat Pondok Madani di Surabaya. Baso kini kuliah di Mekkah dan mendapat beasiswa penuh dari pemerintah Arab Saudi. Sedangkan Atang telah delapan tahun menuntut ilmu di Kairo dan sekarang menjadi mahasiswa program doktoral untuk ilmu hadits di Universitas Al-Azhar. Sementara Raja berkisah kalau ia telah satu tahun tinggal di London, setelah menyelesaikan kuliah hukum Islam dengan gelar S1 di Madinah. Kini mereka berenam telah berada di lima negara yang berbeda. Di lima menara impian mereka.
(paragraf 1-6)



Kelebihan       :
       Pelajaran yang dapat dipetik adalah jangan pernah meremehkan sebuah impian setinggi apapun, karena Allah Maha mendengar do’a dari umatnya. (paragraf 9)
        Alur yang ada dalam novel ini adalah alur campuran, sehingga pembaca tidak bosan untuk membacanya (paragraf 9)
      Latar suasana, tempat, maupun waktu sangat jelas, sehingga pembaca dapat mengerti dan lebih berimajinasi. (paragraf 9)
Kelemahan     :
        Pada novel ini, tidak digambarkan dengan jelas bagaimana karakter masing-masing tokoh.  (paragraf 10)
Nilai Buku      :
Novel ini dapat dibaca oleh kalangan remaja dan dewasa. Karena dalam novel ini terdapat banyak kosakata dan wawasan berbagai macam daerah, sehingga mampu memperkaya kosakata dan wawasan berbagai macam bahasa daerah serta dapat memotivasi kita untuk meraih impian kita. (paragraf 10)


Sabtu, 16 November 2013

makalah sampit





MAKALAH SOSIOLOGI




Tentang SAMPIT
Disusun oleh :
Ø Annisa
Ø Muhammad arief d.r
Ø Yeti rohayati

                                      Kelas : XI IPS 2





SMA NEGERI 1 CIAWIGEBANG
Jl. Siliwangi Ciawigebang No.106 Telp.(0232)878326 kng-45591









KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karuni-Nya kami dapat menjelaskan Makalah yang berjudul “KONFLIK SAMPIT” . Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu memenuhi tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran sosiologi.
Kami berharap semoga makalah  ini dapat bermanfaat bukan hanya bagi kami, tetapi juga bagi pembaca. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada guru yang telah membimbing dan pihak-pihak yang telah membatu dalam pembuatan makalah ini.

                                                                                    

                                                                                     Ciawigebang, 11 November 2014
                                                                                                           
                                                                                                            Penyusun











DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. 1
Daftar Isi........................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 3
1. Latar Belakang.............................................................................................................. 3
2. Rumusan Masalah.......................................................................................................... 3
3. Tujuan............................................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 4
Akibat Dari Terjadinya Konflik Sampit............................................................................ 4
Dampak Dari Konflik Sampit............................................................................................ 5
Bentuk............................................................................................................................... 6
Pihak Yang Terlibat........................................................................................................... 6
Cara Penyelesaian.............................................................................................................. 6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 8
1.Kesimpulan..................................................................................................................... 8
2.Saran............................................................................................................................... 8
TANYA JAWAB.............................................................................................................. 9





BAB 1
PENDAHULUAN
       I.            Latar belakang
Konflik Sampit adalah pecahnya kerusuhan antar etnis di Indonesia,berawal pada Februari 2001 dan berlangsung sepanjang tahun itu.Konflik ini dimulai di kota Sampit,Kalimantan Tengah dan meluas keseluruh provinsi,termasuk ibukota Palangka Raya. Konflik ini terjadi antara suku Dayak asli dan warga migran Madura dari pulau Madura.Konflik tersebut pecah pada18 Februari 2001 ketika dua warga Madura diserang oleh sejumlah warga Dayak.Konflik Sampit mengakibatkan lebih dari 500 kematian, dengan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal.Banyak warga Madura yang juga ditemukan dipenggal kepalanya oleh suku Dayak.
Profesor Usop dari Asosiasi Masyarakat Dayak mengklaim bahwa pembantaian oleh suku Dayak dilakukan demi mempertahankan diri setelah beberapa anggota mereka diserang.
    II.            Rumusan masalah
1)      Bagaimana Dampak dari konflik Sampit?
2)      Apa Akibat dari konflik Sampit?
3)      Bagaimana dampak yang terjadi setelah  konflik Sampit tahun 2001 ?
4)      Bagaimana Bentuk konflik Sampit?
5)      Siapa saja pihak yang terlibat dalam konflik sampit tahun 2001?
6)      Bagaimana cara penyelesaian konflik Sampit tahun 2001?
 III.            Tujuan
Menjelaskan bagaimana situasi dan kondisi masyarakat sampit sebelum timbulnya konflik pada tahun 2001 dan dampak setelah terjadinya konflik sampit.





BAB II
PEMBAHASAN
1)    AKIBAT DARI TERJADINYA KONFLIK SAMPIT
a.       Sengketa tanah milik orang dayak yang dilakukan oleh warga Madura.
Penduduk Madura pertama tiba dikalimantan tahun 1930 mengikuti program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah colonial Belanda.Banyak warga Madura yang baru datang ke Kalimantan Tengah meminjam tanah kepada warga Dayak. Setelah beberapa tahun tanah itu pun diminta karena suatu keperluan tetapi warga Madura tetap tidak memberikan tanah tersebut malahan warga Madura mengeluarkan Celurit.
b.      Rasa etnosentrisme yang kuat.
Yang mana warga Madura mempunyai adat yang membawa Parang/Celurit kemana pun pergi,membuat orang Dayak melihat sang tamunya selalu siap berkelahi.Sebab bagi orang Dayak membawa Senjata tajam hanya dilakukan ketika mereka hendak berperang/memburu.
c.       Keserakahan orang Madura.
Dimana orang Madura menguasai perekonomian,perkebunan,perkayuan dan perindustrian dan sering terjadi kasus pelanggaran tanah larangan masyarakat dayak selalu terdesak dan mengalah karena kasus dilarangnnya menambang intan diatas tanah adat hingga kampung mereka yang harus berkali-kali pindah tempat karena harus mengalah dari penebang kayu yang mendesak mereka kedalam hutan.
d.      Pembunuhan awal dilakukan oleh warga Madura.
Pembunuhan tersebut terjadi pada tahun 1982 dikota sampit,seorang warga dayak dibunuh oleh warga Madura.








2)    Dampak Dari Konflik Sampit
a.     Hilangnya harta benda 

Konflik ini mengakibatkan lebih dari 100.000 warga Madura kehilangan tempat tinggal.                       
b.      Banyak korban jiwa berjatuhan






Konflik Sampit ini mengakibatkan lebih dari 500 kematian dan banyak korban jiwa yang luka-luka.
c.       Retaknya hubungan antar suku.
Konflik ini mengakibatkan putusnya hubungan tali silaturahmi.
d.      Menghambat kerjasama.





3)    Bentuk Konflik Sampit
Konflik dengan kelompok antar kelompok
Konflik ini terjadi diakibatkan oleh kelompok suku Dayak dan kelompok suku Madura dan kedua kelompok saling berusaha menyingkirkan pihak lawan dengan jalan menghancurkan dan membuat tidak berdaya.

4)      Pihak yang terlibat dalam konflik ini.
a.       Aparat keamanan.
b.      Suku dayak asli.
c.       Warga migran Madura.
d.      Pemerintah.

5)    Cara penyelesaian
a.       Menerjunkan satuan pengamanan dari POLRI  dan TNI ke lokasi kerusuhan.
Misalnya:
1.      Dengan memberikan seruan kepada semua pihak pertikaian.
2.      Mengadakan evakuasi para korban dan warga Madura kewilayah tetangga.
3.      Melaksanakan patroli dan menempatkan pasukan pada tempat yang rawan pertikaian.
b.      Melakukan tindakan persuasif dan preventif terhadap kelompok yang bertikai untuk mengantisipasi berkembangnya kerusuhan yang meluas.
Seperti mengeluarkan himbauan yang disampaikan media massa dan elektronik serta mobil keliling secara kontinyu.
c.       Meyakinkan Gubernur,para Bupati dan Camat di Kalimantan Tengah agar tidak mengambil jalan pintas memulangkan suku Madura kepulau Madura.
Karena warga Madura tinggal didaerah Kalimantan Tengah sudah sejak tahun 1930 apabila Pemerintah memulangkan suku Madura ke pulau Madura akan mengakibatkan kecemburuan social.
Konflik sampit ini selesai karena adanya kerendahan hati dari tokoh-tokoh Madura untuk memulai perdamaian dan terjadilah perjanjian perdamaian antara kedua suku apabila disalah satu pihak ada yang melanggar akan dikenakan sanksi hukum.
Untuk mengenang peristiwa tersebut sebagai bentuk perdamaian dibuatlah Tugu Perdamaian sebagai tanda perdamaian antara kedua suku.  Tugu tersebut ditempatkan di bundaran Jl. Jend Sudirman Sampit-Pangkalan bun km 3.
1329529613711217940








BAB III
PENUTUP
1)    Kesimpulan
Dari tragedi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perang sampit adalah tragedi kemanusiaan yang terjadi antara suku Dayak dan suku pendatang Madura yang pindah dengan tujuan melaksanakan sistem Transmigrasi yang di lakukan oleh Pemerintahan Belanda dalam proses pemerataan penduduk.
Suku Madura pindah ke Kalimantan Tengah dan meminjam tanah kepada suku Dayak sebagai tempat untuk tinggal.
Oleh karena itu, konflik ini jangan terulang kembali. Karena jika kembali terjadi akan merusak nilai-nilai kerukunan di Indonesia.

2)    Saran
Sistem kekerabatan, rasa saling menghormati, menyayangi dan sikap toleransi harus lebih di tingkatkan lagi sesama warga di Indonesia, walaupun berbeda ras, suku dan agama demi mewujudkan Negara Indonesia yang aman, damai dan sesuai dengan semboyan Bangsa Indonesia yang dikenal dengan “Bhineka Tunggal Ika.”











Pertanyaan dari peserta diskusi
Aldi(Kelompok 4)
Apakah konflik tersebut masih berlangsung?
JAWABAN:”Tidak,konflik ini sudah selesai karena pihak dari suku Madura menyerah”.
Sanggahan
Aldita(Kelompok 6)
Kenapa Madura menyerah?
JAWABAN :
Karena sudah banyak korban dan harta benda milik suku Madura hancur.
Lilis(Kelompok 9)               
Cara menyerah?
JAWABAN :
adanya toleransi dari tokoh-tokoh suku Madura.
Apriyanto(kelompok 8)
Alasan memilih konflik ini?
JAWABAN :
Karena konflik ini sangat menarik untuk di bahas karena adanya pemenggalan kepala.